Minggu, 11 Februari 2018

Patung H.R Mohamad

PATUNG H.R MOHAMAD

Nama              : HR. Mohamad Mangoendiprodjo
Lahir                : Sragen, 5 Januari 1905
Wafat              : Bandar Lampung, 13 Desember 1988
Peran               : Pejuang kemerdekaan perwira militer, komandan BKR / TKR Jawa Timur
Keterangan     : Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 7 November 2014

Surabaya pada 25 Oktober 1945 menjadi operasi militer terbesar pertamanya. Mangundiprojo bersama Bung Tomo, Doel Arnowo, Abdul Wahab dan Drg Moestopo, memimpin perlawanan terhadap pasukan Sekutu yang berlangsung di seluruh penjuru Surabaya. Hingga tanggal 29 Oktober 1945, pimpinan Sekutu mengadakan pertemuan dengan Bung Hatta untuk melakukan gencatan senjata. Pada pertemuan tersebut, Muhammad Mangundiprojo diangkat oleh Jenderal Oerip Soemohardjo sebagai pimpinan TKR Divisi Jawa Timur dan melakukan kontak biro dengan pasukan Sekutu. Pada hari yang sama, 29 Oktober 1945 di sore hari, Muhammad bersama Brigadir Mallaby berpatroli keliling kota Surabayauntuk melihat kemajuan gencatan senjata. Rombongan ini berhenti di Jembatan Merah di depan Gedung Internatio. Di dalam gedung itu, tentara Inggris dari kesatuan Gurkha sedang dikepung oleh pemuda-pemuda Indonesia untuk diminta menyerah. Muhammad lantas masuk ke dalam gedung yang dikuasai Inggris untuk melakukan negosiasi. Tanpa disangka, Muhammad malah disandera oleh tentara Gurkha dan terjadilah tembak-menembak antara tentara Inggris dan pemuda Surabaya. Mallaby tewas dalam mobilnya yang meledak dan terbakar. Tewasnya Mallaby membuat Inggris marah. Inggris mengultimatum rakyat Surabaya yang mempunyai senjata untuk menyerahkan senjatanya. Ultimatum ini spontan ditolak oleh Muhammad yang kemudian memimpin TKR dan pemuda Surabaya melakukan pertempuran yang berpuncak pada tanggal 10 November 1945. Perang terbuka di Surabaya ini berlangsung selama 22 hari dan menewaskan 6.315 pejuang anggota TKR. Muhammad sendiri bertugas memimpin pertempuran melawan tentara Sekutu. Setelah Pertempuran Surabaya usai, Muhammad Mangundiprojo dipromosikan menjadi Mayor Jenderal oleh Presiden Soekarno.


- Masa kecil R. Moehammad bersama orangtuanya di Sragen Jawa Tengah ( berasal dari  Keluarga Bangsawan keturunan Sultan Demak dan Prabu Brawijaya . Cicit dari Setjodiwirjo (kyai Ngali Muntoha)

- Disekolahkan oleh Pamannya di Pondok Pesantren.

- Menerima ijazah tamat dari OSVIA pada tahun 1927.

- Bertugas di Surabaya, menjadi wakil kepala jaksa di Kalisosok.

 


                                             

- Masa pendudukan Jepang, Moehammad masuk PETA dan jadi Dan Yon pada tahun 1944.

- Situasi terjadinya pertempuran Surabaya fase pertama pada bulan oktober, dimana Tentara Sekutu Inggris yang dipimpin oleh Brigjeng AWS. Mallaby dengan kekuatan 6000 pasukan, kalah dalam dalam pertempuran ini.

- Saat kedatangan presiden dan wapres RI di Sby, ia diangkat jadi pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (BKR) Jatim.

- Selaku anggota kontak biro, berkeliling kota Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945 untuk meredakan suasana.


                                     

- Saat iring2an tiba di Jembatan Merah, dihadang massa yang protes kepada delegasi Sekutu ( Brigader Mallaby)

- Moehammad dan Kundan masuk gedung Internatio untuk negosiasi dengan perwira Inggris.

-Komandan TKR  R. Moehammad mengendalikan pasukannya pada peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945.


                                     

- Pasca Revolusi Kemerdekaan, R. Moehammad menjadi bupati Ponorogo (1951-1955)

- HR Muhamad menjadi residen Gubernur pertama di Lampung.

- HR. Muhamad Menjadi anggota DPR (1971


Tidak ada komentar:

Posting Komentar