Jumat, 09 Februari 2018

DAPUR UMUM

 DIORAMA DIVISI DAPUR UMUM

Bentuk perjuangan pada masa pertempuran 10 Nopember 1945 tidak hanya dilakukan di garis depan dengan cara Mengangkat senjata maju ke medan pertempuran melawan musuh. perjuangan juga dilakukan dengan mendirikan Dapur Umum oleh para wanita remaja maupun dewasa, yang bertugas untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi para pejuang.
Di wilayah kota Surabaya, markas dapur umum pertama kali didirikan di jalan Jagalan dan bertambah  di rumah salah seorang anggotanya yang bernama Dr. Angka Nitisastro, di jalan Ambengan No.20. Namun kemudian berkembang hingga sebanyak 51 dapur umum mulai wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Dapur umum dipelopori  dan diketuai oleh Ibu S. Dariah yang lebih dikenal dengan sebutan Bu Dar Mortir. Prinsip semangat Bu Dar dalam menyiapkan dapur umum untuk pejuang adalah “Orang dapat bekerja dengan tenang dan penuh semangat bila perut mereka kenyang.” Dahulu, masyarakat Surabaya menyebut konsumsi makanan dan minuman untuk pejuang dengan istilah “Jaminan” makan. Setiap hari, Dapur Umum menyiapkan “Jaminan” sebanyak 500 – 1000 bungkus nasi. Dalam menyiapkan “jaminan” tersebut, rutin dilakukan mulai pada saat sebelum matahari terbit dengan memasak nasi, menggoreng ikan, memasak sayur, membungkus nasi dengan daun pisang dan menyediakan nasi bungkus ke dalam keranjang. Setelah itu, siap untuk diambil oleh para pemuda pejuang untuk didistribusikan kepada para pejuang yang ada di garis depan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Mayor Sungkono, bahkan dengan angkutan kereta api.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar