DIORAMA DIVISI DAPUR UMUM
Bentuk perjuangan pada masa pertempuran 10 Nopember 1945 tidak hanya dilakukan di garis depan dengan
cara Mengangkat senjata maju ke medan pertempuran melawan musuh. perjuangan
juga dilakukan dengan mendirikan Dapur Umum oleh para wanita remaja maupun
dewasa, yang bertugas untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi para pejuang.
Di wilayah kota Surabaya, markas dapur umum pertama kali didirikan di jalan Jagalan dan
bertambah di rumah salah seorang
anggotanya yang bernama Dr. Angka Nitisastro, di jalan Ambengan No.20.
Namun kemudian berkembang hingga sebanyak 51
dapur umum mulai wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Dapur umum
dipelopori dan diketuai oleh Ibu S. Dariah
yang lebih dikenal dengan sebutan Bu Dar
Mortir. Prinsip semangat Bu Dar dalam menyiapkan dapur umum untuk pejuang
adalah “Orang dapat bekerja dengan tenang dan penuh semangat bila perut mereka
kenyang.” Dahulu, masyarakat Surabaya menyebut konsumsi makanan dan minuman
untuk pejuang dengan istilah “Jaminan” makan. Setiap hari, Dapur
Umum menyiapkan “Jaminan” sebanyak 500 –
1000 bungkus nasi. Dalam menyiapkan
“jaminan” tersebut, rutin dilakukan mulai pada saat sebelum matahari terbit
dengan memasak nasi, menggoreng ikan, memasak sayur, membungkus nasi dengan
daun pisang dan menyediakan nasi bungkus ke dalam keranjang. Setelah itu, siap
untuk diambil oleh para pemuda pejuang untuk didistribusikan kepada para pejuang yang ada di garis depan dengan
menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Mayor Sungkono, bahkan dengan
angkutan kereta api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar