Minggu, 11 Februari 2018

Patung Bung Tomo

PATUNG BUNG TOMO

Nama              : Sutomo
Lahir               : Surabaya 3 Oktober 1920
Wafat              : Padang Arafah, 7 Oktober 1981
Peran              : Ketua BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia)
Keterangan    : Kepres no. 041 / TK / 2008 / 6 November 2008

Bung Tomo lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya, Jawa Timur. Sutomo lebih dikenal dengan nama Bung Tomo oleh rakyat. Bung Tomo dibesarkan dalam keluarga kelas menengah, dan juga keluarga yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi pendidikan. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Bung Tomo mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Bung Tomo memiliki minat pada dunia jurnalisme. Ia pernah bekerja sebagai wartawan lepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya pada tahun 1937. Setahun kemudian, ia menjadi Redaktur Mingguan Pembela Rakyat serta menjadi wartawan dan penulis pojok harian berbahasa Jawa, Ekspres, di Surabaya pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, Bung Tomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1942-1945. Saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan, beliau memberitakannya dalam bahasa Jawa bersama wartawan senior Romo Bintarti untuk menghindari sensor Jepang. Selanjutnya, beliau menjadi Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara di Surabaya. Pertempuran di Surabaya, 10 November 1945, Bung Tomo tampil sebagai orator ulung di depan corong radio, membakar semangat rakyat untuk berjuang melawan tentara Inggris dan NICA-Belanda
.


- Soetomo kecil tinggal di kampung Blauran bersama kedua orangtua nya, Ayahnya Kartawan Tjiptowidjojo dan ibunya Subastita.

- Soetomo sering berbincang dan belajar persoalan bangsa dari sang kakek.

- Masa remaja bergabung di Kepanduan.

- Pernah bekerja di sejumlah surat kabar dan juga menjadi wartawan, salah satunya diKantor Berita Domai


- Berunding dengan Perwira Jepang di tangsi Don Bosco.

- Berpidato di corong Radio Pemberontakan, bersama K'tut Tantri.

- Terjadinya pertempuran 10 November di Surabaya.



- Bung Tomo masih terus mengobarkan semangat juang melalui pidatonya baik melalui radio maupun ruang terbuka.

- Menjadi menteri negara urusan veteran, merangkap menteri sosial (Agustus 1955-Maret 1956).

- Menjadi anggota DPR RI dari Partai Rakyat Indonesia (PRI) (1956-1959)

- Menunaikan ibadah haji dan wafat di Arafah-Mekkah 7 Oktober 1981


Tidak ada komentar:

Posting Komentar